Social Icons

Pages

Blogger news

daun

Featured Posts

Blogger templates


Widget


Jumat, 02 Juni 2017

Hadapi Virus ransomware WannaCry

Apa itu ransomware WannaCry?

Virus file .WNCRY, yang juga memanifestasikan dirinya sebagai Wana Decrypt0r 2.0, mewakili garis silsilah ancaman kripto yang relatif baru. Di bagian luar, tampilannya mirip dengan prekursor yang disebut WCRY, atau Wanna Decryptor 1.0. Arsitek kampanye ini butuh lebih dari sebulan untuk merilis versi pembaruan dari wabah mereka. Varian terbaru terbukti jauh lebih kompleks dan kuat dalam hal mekanisme perambatan, mekanisme enkripsi dan pemerasan. Kecepatan peredarannya belum pernah terjadi sebelumnya – secara mengagetkan dilaporkan 57.000 komputer tertular hanya dalam waktu beberapa jam pada 12 Mei 2017. Prevalensi ini dijelaskan oleh fakta bahwa penjahat dunia maya menggunakan eksploitasi NSA yang dibuang oleh peretas awal bulan ini. Dengan cara ini, penjahat dapat mengakses workstation jarak jauh melalui RDP dan menjalankan uang tebusan tanpa harus menggunakan teknik sosiali kepada para korbannya.
Wana Decrypt0r 2.0
Mengidentifikasi serangan ini cukup membosankan. Setelah menyelesaikan rantai kontaminasi, ia mengkonfigurasi sistem target untuk menampilkan latar belakang desktop baru dengan pesan peringatan di dalamnya. Selanjutnya, sebuah layar berjudul Wana Decrypt0r 2.0 muncul, memberikan rincian tentang apa yang terjadi dan menampilkan jumlah waktu dimana uang tebusan harus diserahkan. Informasi di jendela ini juga mencakup ukuran tebusan, yang setara dengan Bitcoin sebesar $ 300, serta alamat Bitcoin untuk mengirim uang digital. Ciri mencolok lainnya adalah perpanjangan file baru yang ditambahkan ke data yang terenkripsi. Daftar kemungkinan ekstensi pada saat ini meliputi .WNCRY, .WCRY, .WNRY, dan .WNCRYPT. Yang pertama, .WNCRY, paling sering ditemui selama gelombang ransomware khusus ini. Nama file asli tidak berubah, sehingga korban dihadapkan dengan perubahan file seperti contoh berikut ini: Chart.xlsx – Chart.xlsx.WNCRY.
@Please_Read_Me@.txt
The WannaCry ransomware juga meninggalkan catatan tebusan plaintext untuk memastikan korban tidak gagal untuk menemukan panduan dekripsi yang diberlakukan oleh penyerang. Ini bernama @Please_Read_Me@.txt. Kata-kata di dalamnya sedikit berbeda dengan yang ada di jendela peringatan di atas. Dikatakan, “Apa yang salah dengan file saya? Oooops, file penting Anda dienkripsi … ” Singkat cerita, metode pemulihan yang disarankan oleh penjahat mensyaratkan bahwa pengguna harus membayar Bitcoin senilai $ 300 dan kemudian menjalankan aplikasi yang disebut dengan @wanadecryptor@.exe, yang dikirimkan ke komputer sebagai bagian dari serangan tersebut.
WannaCry wallpaper desktop
Untuk melindungi dirinya dari pemusnahan, virus WannaCry menampilkan beberapa tips pada wallpaper desktop baru. Ini memberikan langkah-langkah yang berlaku jika suite antimalware korban telah menghapus alat Dekripsi Wana. Pesan desktop menentukan instruksi untuk meluncurkan ulang executable berbahaya agar bisa melanjutkan dekripsi melalui pembayaran. Intinya, serangan terlihat telah dipikirkan dengan seksama tidak peduli bagaimanapun Anda mengirisnya, yang menunjukkan bahwa kampanye tersebut dioperasikan oleh aktor dengan latar belakang pemerasan yang signifikan. Distribusi yang rumit secara teknis melalui RDP menimbulkan bukti lain bahwa penjahat bukanlah pemula dalam hal yang mereka lakukan. Jadi industri keamanan sedang menghadapi musuh terampil lain dan mudah-mudahan white hat akan segera menghasilkan metodologi perlawanan dalam waktu dekat.
Sementara itu, WannaCry terus menginfeksi organisasi dan pengguna dalam skala besar. Beberapa korban yang dilaporkan termasuk penyedia telco Spanyol dan sejumlah institusi kesehatan Inggris.Tentu saja, pertahanan terbaik adalah jangan sampai terinfeksi dari awal. Jika serangan telah terjadi, petunjuk di bawah adalah titik awal pemecahan masalah.

Penghapusan otomatis ransomware WannaCry

Pemusnahan ransomware ini bisa dilakukan secara efisien dengan perangkat lunak keamanan yang handal. Berpegang pada teknik pembersihan otomatis memastikan semua komponen yang terinfeksi seluruhnya disingkirkan dari sistem Anda.
1. Unduh utilitas keamanan yang direkomendasikan dan periksa PC Anda dari obyek mencurigakan dengan memilih pilihan Start Computer Scan.
2. Pemindaian akan menghasilkan daftar item yang terdeteksi. Klik Fix Threats untuk menghapus adware dari sistem Anda. Menyelesaikan fase dari proses pembersihan ini seharusnya benar-benar telah memusnahkan infeksi. Sekarang Anda menghadapi tantangan yang lebih besar – mencoba untuk mendapatkan data Anda kembali.

Metode untuk memulihkan file yang terenkripsi .WNCRY

Solusi 1: Gunakan perangkat lunak pemulih file
Sangat penting untuk mengetahui bahwa ransomware WannaCry menciptakan salinan file Anda dan mengenkripsinya. Sementara itu, file asli dihapus. Ada aplikasi di luar sana yang dapat mengembalikan data yang dihapus. Anda dapat menggunakan alat seperti Data Recovery Pro untuk hal ini. Versi terbaru dari ransomware yang patut dipertimbangkan cenderung untuk menerapkan penghapusan yang aman dengan beberapa timpaan, tetapi dalam kondisi apapun metode ini patut dicoba.
Data Recovery Pro
Solusi 2: Gunakan backup
Yang pertama dan terpenting, ini adalah cara yang bagus untuk memulihkan file Anda. Tapi ini hanya berlaku jika Anda telah membuat cadangan informasi yang tersimpan di komputer Anda. Jika demikian, jangan sia-siakan keuntungan dari pemikiran hati-hati Anda.
Solusi 3: Gunakan Salinan Volume Bayangan
Jika Anda belum tahu, sistem operasi menciptakan apa yang disebut Salinan Volume Bayangan untuk setiap file selama Sistem Pemulihan diaktifkan pada komputer. Karena poin pemulihan dibuat pada selang waktu tertentu, snapshot dari file seperti yang muncul pada saat itu juga akan dibuat. Harap disadari bahwa metode ini tidak menjamin pemulihan versi terbaru dari file Anda. Cara ini tentu patut dicoba. Alur kerja ini dapat dilakukan dengan dua cara: manual dan melalui penggunaan solusi otomatis. Pertama mari kita lihat proses manualnya.
  • Pakai fitur Versi Sebelumnya OS Windows menyediakan pilihan bawaan untuk memulihkan versi file sebelumnya. Hal ini juga dapat diterapkan untuk folder. Cukup klik kanan file atau folder, pilih Properties dan tekan tab Previous Versions. Dalam area versi, Anda akan melihat daftar salinan file/folder, dengan waktu dan indikasi tanggal masing-masing. Pilih entri terbaru dan klik Copy jika Anda ingin mengembalikan objek ke lokasi baru yang bisa Anda tentukan. Jika Anda klik tombol Restore, item tersebut akan dikembalikan ke lokasi semula.
    Previous versions
  • Gunakan alat Shadow Explorer Alur kerja ini memungkinkan untuk memulihkan versi file dan folder sebelumnya secara otomatis, tidak manual dan satu-persatu. Untuk melakukan hal ini, unduh dan instal aplikasi ShadowExplorer. Setelah Anda menjalankannya, pilih nama drive dan tanggal saat versi file diciptakan. Klik kanan folder atau file yang diinginkan dan pilih opsi Export. Lalu tentukan lokasi pemulihan data.
    ShadowExplorer

Verifikasi apakah ransomware WannaCry telah benar-benar terhapus

Sekali lagi, penghapusan malware saja tidak akan mendekripsi file pribadi Anda. Metode pemulihan data yang dijelaskan di atas mungkin berhasil atau mungkin saja tidak, tapi ransomware sendiri tidak seharusnya berada dalam komputer Anda, Seringkali ia datang dengan malware lain, yang oleh karena itu masuk akal untuk memindai sistem berulang kali dengan perangkat lunak keamanan otomatis untuk memastikan tidak ada sisa-sisa berbahaya dari virus ini dan ancaman terkait yang tersisa dalam Windows Registry dan lokasi lainnya.

Peran Medsos dalam Perkembangan Dakwah

Peranan Media Sosial dalam Pengembangan Dakwah
A.    Dakwah
Kata dakwah dalam bahasa Arab disebut bentu kata mashdar. Sedang bentuk kata kerja atau fi’il-nya adalah  - يدعو- دعوة  دعا  yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.[2]Dakwah itu menyeru atau mengajak kepada sesuatu perkara, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah agar menerima dan menjadikan Dienul Islam sebagai dasar dan pedoman hidupnya.[3] Kata dakwah juga dapat dikategorikan sebaai fi’il amr yang artinya sebuah perintah[4]
Dakwah identik dengan mengajar atau khutbah dalam arti sempit dan dalam etimologi berasal dari Bahasa Arab yang berarti ajakan sesuai dengan Alqu`an surat Yunus ayat 25. Secara luas dakwah Islam merupakan usaha manusia beriman untuk mempengaruhi dan mengajak manusia dengan cara bijak agar mengikuti  ajaran Islam dalam semua segi kehidupan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhrat.[5]
Dakwah dalam artian amar ma’ruf nahy munkar adalah syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Ini adalah kewajiban manusia yang memiliki pembawaan fitrah sebagai mahluk sosial dan kewajiban yang di tegaskan. Oleh karena itu, dakwah bukan monopoli golongan yang disebut “ulama” atau “cerdik-cendekiawan” saja[6].
Secara sederhana pengertian dakwah dapat dirumuskan sebagai proses penyampaian ajaran Islam kepada para umat manusia. Dari pengertian ini, paling tidak ada empat komponen yang terlibat dalam aktifitas dakwah, yaitu pesan yang disampaiakan (ajaran), penyampai ajaran (juru dakwah), penerima pesan dakwah (umat manusia), dan media yang dipakai untuk melakukan dakwah Islam.
Al-Quran menyebutkan bahwa dakwah diartikan sebagai perintah menyeru menusia ke jalan Tuhan dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik dengan berbagai metode dan pendekatan, seperti ditegaskan Allah dalam Al-Quran yang artinya:
Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetauhi orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An Nahl:125)  
Ayat di atas memiliki makna, untuk mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka meninggalkan thaghut dan beriman kepada Allah.
 “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Surat Ali Imran :104)
Dari pengertian dakwah dalam Al-Quran tersebut, secara singkat dapat dirumuskan bahwa tujuan akhir dakwah adalah tercapainya kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah:
Wahai Tuhan kami datangkanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa api neraka.”(Al Baqarah:201)
Proses untuk mengajak seseorang ataupun segolongan manusia menuju arahan perilaku yang lebih baik dan menjauhi keburukan tentu saja tidak semudah membalik telapak tangan. Semuanya harus melalui proses yang terencana dan terkonsep dengan baik. Untuk dapat mencapai aktifitas dakwah tersebut, maka dalam dakwah dikenal konsep strategi dakwah. Pada dasarnya kata strategi dan dakwah merupakan dua kata yang berbeda. Strategi menurut Djoko Luknanto strategi adalah: “The science and art” untuk memanfaatkan faktor-faktor lingkungan eksternal secara terpadu dengan faktor-faktor lingkungan internal untuk mencapai tujuan lembaga.[7] Sedangkan dakwah pada dasarnya merupakan  panggilan, seruan, atau ajakan.
Terlepas analisis definisi dakwah yang sudah ada dalam fokus pembahasan ilmu dakwah. Maka ada lima faktor atau komponen dalam dakwah, yaitu: 1. Subyek Dakwah, 2. Obyek Dakwah, 3. Materi Dakwah, 4. Media Dakwah, 5. Metode Dakwah. Lima komponen tersebut ialah komponen yang selalu ada dalam dalam pelaksanaan kegiatan dakwah[8].
Berdakwah sebagaimana berkomunikasi memanfaatkan bermacam-macam teknologi, agar memudahkan dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya melalui media
Strategi dakwah mencakup kegiatan perencanaan dalam menetukan metode, pesan, dan media yang akan digunakan. Maka juru dakwah menentukan ketiga hal tersebut demi kelancaran proses dakwah. Karena dakwah merupakan sesuatu yang harus dilakukan dengan rencana yang matang. J
Maka juru dakwah harus mampu melihat dengan cermat apa metode yang tepat dan apa pesan yang hendak disampaikan. Berbeda lagi dalam konteks pemilihan media, juru dakwah sebaiknya melihat terlebih dahulu bagaimana perkembangan teknologi yang saat itu sedang berkembang.

B.     Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi 
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan. Informasi merupakan hal yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan komunikasi ini adalah untuk mendapatkan informasi bagi kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dimulai dari lahir sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
Perkembangan teknologi pada media massa merupakan salah satu pokok bahasan yang saling berkaitan. Membahas mengenai media massa Light, Keller dan Clahoun, mengemukakan bahwa media massa - yang terdiri atas media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi, film, dan internet) - merupakan bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah besar orang. Media massa diindentifikasikan sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap prilaku khalayaknya. Peningkatan teknologi yang memungkinkan peningkatan kulitas pesan serta peningkatan frekuensi penerpaan masyarakat pun memberi peluang bagi media massa untuk berpesan sebagai agen sosialisasi yang semakin penting.[9]
Pendapat di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Folkerts dan Lacy dalam bukunya, The Media in Your Life, bahwa televisi tidak pernah menjadi media yang statis.[10] Televisi mengubah kehidupan orang, walaupun hanya mengarah pada penataan rumah mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Lynn Spigel yang memberikan contoh dalam sebuah majalah wanita tahun 1950 di Amerika membahas cara menata kembali perabotan rumah untuk menyimpan televisi sebagai pengganti perapian dan piano tradisional. Majalah ini juga mencatat bahwa televisi dapat memberikan sebuah pengaruh yang menyatukan kehidupan keluarga. Pada periode selanjutnya televisi sering ditempatkan di mana mereka dapat menontonnya sambil makan. Sekarang beberapa rumah tangga mempunyai lebih dari satu pesawat televisi, dan anggota keluarga mereka dapat menonton sendiri-sendiri. Perubahan televisi tidak hanya seputar rumah, tetapi juga berita, politik dan  informasi. Beberapa kalangan mengatakan bahwa televisi mengubah seluruh masyarakat.[11]
Berbicara dampak televisi ada baiknya kita melihat penelitian yang dilakukan George Gerbnet beserta para koleganya di Annenberg School of Communication di University of Pennsylvania. George Gerbnet beserta para koleganya memulai dengan argumentasi bahwa televisi telah menjadi tangan budaya utama masyarakat Amerika. “televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering”. [12] Terlalu seringnya menonton televisi akan menghasilkan dampak tertentu yang disebutnya dengan teori kulivasi. Teori ini membicarakan bagaimana seseorang melihat informasi dalam televisi merupakan sesuatu yang nyata. Dalam hal ini Gerbnet membaginya menjadi dua jenis atau variabel; Pertama, kepercayaan tingkat pertama (first-order belief) mengacu pada keyakinan yang berkenaan dengan beragam kenyataan dunia nyata, seperti persentase orang yang menjadi korban kejahatan brutal dalam satu tahun. Kedua, kepercayaan tingkat kedua (second-order belief) mengacu pada ekstrapolasi dari kenyataan-kenyataan ini pada harapan umum atau orientasi, seperti kepercayaan bahwa dunia ini adalah tempat aman atau berbahaya.[13]
Dibanding dengan media massa yang lain, televisi memang mempunyai kelebihan utama dalam sifatnya yang audio-visual, berarti dua indra kita, yakni mata dan telinga terangsang secara bersamaan, sehingga menonton tidak perlu berimajinasi seperti dalam mendengarkan radio. Televisi dapat menghadirkan dunia nyata ke hadapan kita. Televisi juga dapat membawa kita ke tempat-tempat dimana kita belum pernah mengunjunginya, atau kita dapat melihat pertandingan olah raga tanpa kita harus datang ke tempat pertandingan. Melalui televisi kita dapat melihat tata surya tanpa harus menggunkan teleskop.
Pandangan di atas didukung oleh gagasan McLuhan bahwa “The medium is the message” Medium sudah menjadi pesan. Media menurutnya merupakan perluasan dari alat indra manusia, telepon merupakan perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata.[14] Dengan televisi kita bisa melihat apa belum pernah kita lihat dalam dunia nyata. Kita tidak perlu menuju papua untuk melihat betapa indahnya daerah di Raja Ampat, kita tidak perlu ke Mesir untuk melat indahnya bangunan kuno seperti Piramida keran semua itu sudah kita bisa lihat dalam layar kotak yang disebut televisi. Inilah yang menurut McLuchan kita sekarang ini sedang hidup dalam “desa global”.[15] Gagasan McLuchan ini membuka pengertian bahwa teknologi informasi merupakan pesan yang dapat membwa kita pada era yang lebih maju, juga menjadi cikal bakal perkembangan teknologi informasi. 
C.    Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Media Sosial
Kepintaran manusia membuat teknologi seperti internet dapat kita rasakan tidak hanya hanya dalam komputer. Teknologi baru seperti Handphone (Telephon Seluler), ternyata juga dapat mengakses internet dengan menggunakan media baru seperti Yahoo Messanger, Blackberry Messanger dan lain sebagainya seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain. Informasi menjadi sangat dekat dengan kita. Fenomena ini mejadikan masyarakat “ketergantungan” terhadap teknologi informasi. Faktanya di Indonesia (terutama di perkotaan) hampir setiap orang menggunakan Handphone, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Kemajuan ini tentunya bisa berdampak positif dan negatif. Terlalu mudahnya masyarakat mengakses informasi membuat kejahatan semakin berkembang pula. Modus kasus “minta transfer” marak terjadi di lingkungan kita, yaitu  dimulai ketika pelanggan atau penguna HP menerima SMS yang berisi permintaan untuk mentransfer sejumlah uang ke sebuah rekening. Salah satu SMS “minta transfer” adalah sebagai berikut: "Tolong uangnya di transfer sekarang aja ke bank BNI:022-741-3***. A/n FRISKA ANANDA dan sms reply saja kalau sudah di transfer, trims". Sebagian besar penerima SMS “minta transfer” ini akan langsung menghapusnya karena tahu SMS itu penipuan. Namun, ada saja yang tertipu dengan langsung mentransfer uang ke rekening yang disebutkan. Mereka ini beranggapan, yang mengirimkan SMS memang orang yang dikenalnya atau kebetulan mereka memang sedang menunggu SMS informasi rekening dari keluarga atau temannya.
Penipuan juga terjadi dalam media sosial seperti jejaring Facebook, dengan metode keylogger dan teknik hacking oknum penipu, caranya dengan membajak akun facebook. Setelah mereka berhasil membajak akun facebook salah satu korban, mereka lalu menggunakan akun tersebut untuk berjualan dengan meng-share photo-photo produk palsu mereka ke sembarang orang yang ada dalam daftar pertemanan akun yang dibajak. Metode seperti ini biasanya lebih banyak memakan korban para pengguna facebook baru yang online melalui warnet dan komputer umum.
Kejahatan dalam media sosial justru lebih kejam dibanding realitas sosial pada umum-nya. Pencemaran nama baik, penipuan, pemalsuan identitas, semuanya mudah terjadi dalam media sosial seperti internet.
Walaupun begitu masih banyak nilai positif yang dapat kita rasakan. Seperti apa yang diaktakan McLuhan menurutnya teknologi akan mengembalikan kita menjadi satu suku lagi. Kita akan berpindah dari Negara Bangsa yang terpisah-pisah dan menjadi sebuah “global-village”.[16] Artinya pada era modern kita semakin dekat dengan negara-negara lain, layaknya sebuah desa. Diibaratkan kita tidak perlu menuju Paris untuk melihat “Menara Eiffel” karena hanya dengan menekan tombol “enter” pada komputer, kita sudah bisa melihatnya. Bahkan kita bisa lebih tahu informasi mengenai Menara Eiffel tersebut karena banyaknya arcive di dalam internet.[17]
Selain itu kita juga mengenal istilah “ruang publik” yang dikenalkan Habermass. Ranah publik tidak terlepas dari kemajuan teknologi informasi. Mengutip dari Rulli Nasrullah dalam bukunya “Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber” menyatakan;
“Kemajuan teknologi internet, ditambah dengan karakteristik media baru (new media), menyebabkan fenomena kebebasan bersuara atau ruang publik virtual (virtual sphere) berkembang semakin pesat. Misalnya melalui fenomena citizen journalism atau jurnalisme warga. Fenomena ini tidak hanya dimanfaatkan oleh warga untuk memproduksikan sekaligus mengonsumsi (produsage) informasi, melainkan juga mendapat perhatian media tradisional. Meminjam perspektif yang digunakan oleh Deuze dalam artikelnya “the future of citizen journalism” bahwa maraknya fenomena citizen journalism bisa didekati dengan menggunakan perspektif ekonomi, perspektif khalayak, dan perspektif kultur. Ketiga perspektif ini oleh Deuze disebut sebagai “a framework of convergence culture”.[18]
Fenomena citizen journalism merupakan gerakan penyebar informasi yang dilakukan warga serta peluang bisnis media dengan atau tanpa mengeluarkan uang sama sekali karena konten sepenuhnya di isi oleh warga. Peluang ini memberikan keuntungan bagi masyarakat untuk menjangkau area liputan yang begitu luas.
Sebagai contoh, citizen journalism dilakukan oleh beberapa masyarakat pengguna jejaring seperti facebook. Masyarakat memanfaatkan facebook dengan menggunkan konten “group” sebagai wadah atau tempat mereka menjual sebuah barang. Kita pernah melihat dalam jejaring facebook salah seorang teman sedang menawarkan sebuah produk seperti HP, Laptop, Jam Tangan, dan lain sebagainya secara cuma-cuma. Di sini warga menggunakan internet sebagai peluang berbisnis yang efektif dan efisien.
Dalam perspektif khalayak, citizen journalism tidak hanya memberikan peluang melibatkan masyarakat dalam memproduksi berita, melainkan juga memberikan alternatif bagi sumber informasi yang selama ini dikuasai oleh perusahaan media tradisional. Khalayak menjadi sumber informasi yang bisa memasok konten tanpa adanya penyuntingan layaknya mekanisme redaksional, sehingga akan lebih memberikan sentuhan asli dalam penyampaian opini atau kasus menurut kacamata dan juga ekspresi khalayak itu sendiri.
Kita pernah melihat dalam siaran di televisi mengenai peran masyarakat ikut serta memberitakan atau menginformasikan peristiwa penting disekitar kita. Seperti pada siaran televisi Metro TV dalam salah satu acaranya, sengaja memberikan kesempatan pada masyarakat untuk ikut serta memberitakan atau menginformasikan sebuah informasi. Tawaran ini ternyata diterima baik oleh masyarakat. Dalam satu siaran ternyata banyak sekali masyarakat yang antusias ikut menyubangkan video mengenai informasi yang mereka dapat dari tempat-tempat disekitar mereka yang memang dianggap penting dan menarik. Artinya khalayak sudah mampu menjadi sumber informasi atas peristiwa-peristiwa disekitarnya.
Perspektif terakhir, yakni fenomena citizen journalism merupakan fenomena yang membawa perubahan kepada kultur. Mulai dari kultur mengakses media informasi, kultur berinteraksi serta pengungkapan diri (self disclosure) atau pencitraan diri.[19]
Bentuk pengungkapan diri ini sering kita lihat dalam jejaring fecebook. Setiap orang  dalam jejaring facebook justru berlomba-lomba mengungkapkan identitas dirinya. Bentuk keterbukaan itu disalurkan dalan fasilitas yang disebut “wall’. Dalam banyak kasus kita melihat para pengguna facebook mengungkapkan perasaannya melalui wall tanpa terkendali. Sehingga bisa dikatakan dia lebih terbuka melalui media sosial dibanding dunia realitas sesungguhnya. 
Ruang publik yang terbentuk dalam dunia maya, bisa berupa curhatan ataupun catatan pendidikan seperti yang kita lihat dalan jejaring portal blogspot atau wordpress. Publik saat ini dengan sangat mudah mengakses internet, ini juga menandakan setiap orang bebas mengeluarkan opini ataupun pemikirannya mengenai sebuah peristiwa, atau dalam kata lain dia berhak melakukan apa saja dalam menggunakan teknologi virtual tersebut.
Alhasil ruang publik dapat menciptakan nilai keadilan yang lebih demokratis. Masyarakat lebih berperan aktif. Sehingga peran ruang publik dalam media massa juga media virtual akan menetukan arah perubahan itu sendiri. Saat ini banyak jejaring sosial yang sudah menjadi acuan yang menegakan keadilan. Komunitas-komunitas virtual misalnya memperjuangkan pemikirannya atas satu pendangan yang sama dalam komunitas itu.
Lebih jauh Everett M. Rogers (1986) mengatakan mengenai media sosial dalam Bungin yang mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media komputer, videotext, dan teletext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya.[20]
Jika dibandingkan dengan televisi sebagai media yang secara instan menyediakan informasi kepada masyarakat. Televisi telah bertransformasi tidak sekedar media hiburan dan informasi saja. Jean Baudrillard menyinggung televisi dengan mengemukakan sebuah teori tentang hyperreal world dan simulation, yakni suatu konsep yang sepenuhnya mengacu pada kondisi realitas budaya yang virtual (maya) ataupun artificial di dalam era komunikasi massa dan konsumsi massa.[21] Realitas-realitas itu mendukung kita dengan berbagai bentuk simulasi (penggambaran dengan peniruan). Simulasi itulah yang mencitrakan sebuah realitas yang pada hakikatnya tidak senyata realitas sesungguhnya. Realitas yang tidak sesungguhnya tetapi dicitrakan sebagai realitas yang mendeterminasi kesadaran kita. Itulah yang disebut realitas semu (hyper realworld). [22]
Selanjutnya Jean Baudrillard menyatakan, media televisi mampu menampilakn simulasi atau model yang demikian intens memenuhi ruang kehidupan sosial, sehingga mengaburkan batas antara citra dengan fakta, dengan kata lain, media membentuk realitas, dan realitas tersebut sering kali palsu tanpa arti dan konteks.[23]
D.    Peranan Media Sosial dalam Pengembangan Dakwah
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.[24]
Media sosial digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu:[25]
1.      Social Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi (Facebook, myspace, hi5, Linked in, bebo, dll)
2.      Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk melakukan obrolan dan diskusi (google talk, yahoo! M, skype, dll)
3.      Share, media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file, video, music, dll (youtube, slideshare, feedback, flickr, crowdstorm, dll)
4.      Publish, (wordpredss, wikipedia, blog, wikia, digg, dll)
5.      Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama (koongregate, doof, pogo, cafe.com, dll)
6.      MMO (kartrider, warcraft, neopets, conan, dll)
7.      Virtual worlds (habbo, imvu, starday, dll)
8.      Livecast (y! Live, blog tv, justin tv, listream tv, livecastr, dll)
9.      Livestream (socializr, froendsfreed, socialthings!, dll)
10.  Micro blog (twitter, plurk, pownce, twirxr, plazes, tweetpeek, dll)
Media sosial dapat membuat manusia berkomunikasi satu sama lain dimanapun dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan tidak peduli siang atau pun malam. Saat ini media sosial memiliki dampak besar pada kehidupan di zaman modern. Seseorang yang asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan media sosial, begitupun sebaliknya orang “besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan media sosial.
Banyak sekali manfaat yang akan didapat dengan memanfaatkan media sosial. Baik sebagai media pemasaran, bisnis, mencari koneksi, memperluas pertemanan, ataupun berdakwah. Tapi di lain sisi, tidak sedikit pula kerugian yang akan didapat.
Gagasan McLuhan yang mengatakan bahwa “The medium is the message”, merupakan terbukanya pintu dalam perkembangan teknologi termasuk di dalamnya media sosial. Media sosial menjadi bagian dari perkembangan itu. Media dipandang sebagai perluasan dari alat indra manusia, telepon merupakan perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata.[26] Maka dengan menggunakan media sosial manusia seperti saling berkomunikasi secara langsung. Hanya saja penggunaan dan kontrol terhadap media sosial saat ini masih belum tegas. Sehingga masih sering terjadi tindak kriminal dalam media.
Oleh karena itu, memanfaatkan media sosial harus dengan bijak dan arif. Menggunakan media sosial secara bijak akan memudahkan seseorang untuk belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari informasi, berbelanja, ataupun berdakwah. Dalam perkembangannya media sosial digunakan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti pendidikan, bisnis, bahkan untuk brdakwah. Realitas yang dapat kita perhatikan saat ini misalnya dengan mencermati penggunanan media sosial seperti facebook dan twitter.  
Ustaz Yusuf Mansur misalnya yang menggunakan media sosial facebook dalam dakwahnya.  Ustaz Yusuf Mansur biasanya hanya sekedar men-share kata-kata mutiara Islam, hadits dan kutipan ayat-ayat daam Al-Quran kepada setiap orang yang men-like akun facebook miliknya.[27] Proses dakwah yang sedikit sederhana ini ternyata dirasakan efektif dan efisien. 

[1] Penulis DosenIlmu Komunikasi pada Fakultas Agama Islam UMJ dan UIN Jakarta
[2]Abd. Rasyid Shaleh; Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. ke-3, h.
[3] Farid Ma’ruf Noor, Dinamika dan Akhlak Dakwah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,1981), h. 28
[4] Kata Ad-da’watu (الدعوة) berasal dari kata da’aa – yad’uu (يدعو - دعا). Kata ini punya arti: طلب thalaba (meminta), حث على  hatstsa ‘alaa… (menganjurkan kepada…) dan ساق إلى saaqa ilaa… (menuntun kepad…)-(kamus Al-mu’jamul Wasith, hal.698) dan Dalam Ilmu Tata Bahasa Arab kata dakwah berbentuk sebagai isim mashdar. Kata ini berasal dari fi’il (kata kerja) da’a-yad’u–da’watun, artinya memanggil, mengajak atau menyeru (lihat Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, cet. ke-1, h. 17)
[5] Rodani, H. Komunikasi dan Dakwah. (Jakarta: Azhikra, 2010), Vol 1, h. 1
[6] Tutty Alawiyah AS, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim  (Bandung: Mizan, 1997),  h. 25.
[7] (UGM, 2003, http://luk.staff.ugm.ac.id)
[8] Zaini Muhtaram, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Amin Press dan IFKA, 1966), h.14.
[9] Kumanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2004) h. 26
[10] Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, (Bandung: Rosda, 2011) h. 483
[11] Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, (Bandung: Rosda, 2011) h. 483
[12] Werner J. Severin – James W. Tankard, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 321-324
[13] Werner J. Severin – James W. Tankard, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 321-324
[14] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosda, 2008) h. 220
[15] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 458-459
[16] Werner J. Severin – James W. Tankard, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 336
[17] Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 140
[18] Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 145-148
[19] Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 150
[21] Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, (Bandung: Rosda, 2011) h. 485
[22] Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, (Bandung: Rosda, 2011) h. 485
[23] Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer, (Bandung: Rosda, 2011) h. 485
[24] Wikipedia. Media Sosial, diakses pada tanggal 3 April 2014 dari  http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
[25] Rafi Saumi Rustian. Apa itu Media Sosial, diakses pada tanggal 3 April 2014 dari http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/
[26] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosda, 2008) h. 220
[27] Ustad Yusuf Mansur, Akun facebook, diakses pada tangga l4 April 2014 dari

Pengaruh Media Sosial dalam Kehgidupan

Perkembangan informatika dan komunikasi semakin hari semakin pesat. Keberadaan internet benar-benar membuat akses informasi dan komunikasi semakin cepat dan mudah.
Di antara perkembangan paling mutakhir adalah apa yang dikenal dengan “Jejaring Sosial” atau “Media Sosial” (Medsos). Belakangan ini, medsos benar-benar mewarnai kehidupan umat manusia di dunia, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Tak terkecuali kaum muslimin. Sebut saja, Facebook, Twitter, Youtube, WhatsApp, Telegram dan sebagainya merupakan aplikasi medsos paling ngetrend hampir-hampir tak pernah absen di gadget setiap orang. Layanan SMS dan telepon tidak lagi menjadi layanan utama dalam berkomunikasi.
CIRI UTAMA MEDIA SOSIAL
Ciri utama media sosial atau jejaring sosial adalah bisa bertukar informasi dengan mudah dan cepat. Biasanya berupa chatting, blogging, forum diskusi, dan berbagi (share) pesan, gambar, audio, atau video. Karena merupakan “dunia maya” yang terhubungkan melalui jaringan internet, maka media ini bersifat tanpa batas!!

SARANA DAKWAH
Dakwah merupakan amal yang agung dan mulia dalam Islam. Allah berfirman,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (berdakwah) kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?’.”
(Fushilat : 33)
Apabila para penyeru kepada kekufuran, kebatilan,  dan kesesatan menggunakan berbagai media tak terhitung banyaknya,  baik berupa majalah, koran, tabloid, buletin, radio, televisi, termasuk juga melalui jaringan internet dengan segala bentuk fasilitas dan medianya.
Maka, para penyeru kebenaran wajib memperbanyak media-media mereka dengan beragam bentuk yang telah disebutkan. Bahkan suara para penyeru kebenaran harus  lebih tinggi dan lebih lantang. Semakin tinggi dan lantang suara mereka, maka akan semakin besar pengaruhnya dengan izin Allah.
Berapa banyak dari umat ini yang berada dalam kesesatan karena tidak sampai kepada mereka dakwah Islam yang benar. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang belum mengenal Islam dalam bentuk yang sebenarnya. Di antara sebabnya adalah lemahnya semangat dan upaya para da’i (penyeru) dalam menggunakan berbagai media yang dibenarkan secara syar’i di medan dakwah.
Berbagai media yang diizinkan secara syar’i itu,  bisa berupa: buletin, majalah, kaset-kaset/audio, maupun melalui jaringan internet, termasuk jejaring sosial/media sosial. Dengan senantiasa berpegang kepada  akidah yang benar, manhaj (metodologi) yang benar,  dan mulia, serta rambu-rambu syar’i  dalam halal-haram dan dalam berdakwah.
Melalui media-media tersebut, hendaknya para da’i menyebarkan :
  • al-Qur’an al-Karim dengan tafsirnya yang benar, dalam berbagai pembahasan,
  • as-Sunnah yang shahih dengan penjelasannya (syarh) yang benar, dalam berbagai pembahasan,
  • Akidah yang benar dalam semua pembahasannya,
  • Fikih yang benar dalam semua pembahasannya,
  • Akhlak Islami dengan segala penggambarannya,
  • Sirah (perjalanan hidup) Rasulullah yang mulia dan sirah para nabi dan rasul
  • Sirah para shahabat yang mulia,  dan sirah para ulama umat yang mengikuti para shahabat dengan baik .
MENYEBARKAN ILMU DAN MEMBELA AL-HAQ
Tidak diragukan, bahwa menyebarkan ilmu syari’at/ilmu agama merupakan salah satu amalan paling utama. Al-Imam al-Mujahid Abdullah bin al-Mubarak (w. 181 H) mengatakan, “Setelah tugas kenabian aku tidak tahu ada derajat yang lebih utama dibandingkan menyebarkan ilmu.” (Tahdzibul Kamal 16/20).
Maka para pengusung dan pembela al-Haq (kebenaran), terutama orang-orang yang berilmu, harus giat dan bersemangat dalam menyebarkan ilmu agama. Jangan sampai para pengusung dan pembela kebatilan malah lebih giat daripada pembela al-Haq.
Salah satu bentuk penyebaran ilmu yang paling luas dan efektif adalah melalui media sosial. Maka jangan biarkan media-media tersebut dimanfaatkan dan dipenuhi oleh para penjaja kemaksiatan atau agen-agen kesesatan.
BAHAYA MEDIA SOSIAL
Di balik layanan yang mudah dan cepat, serta banyak manfaat yang bisa diraih dengannya, media sosial juga menyimpan banyak bahaya yang sangat besar.
Facebook, Twitter, Youtube, WhatsApp, Telegram, dan jejaring sosial lainnya ternyata juga berpotensi besar dalam menghancurkan akidah dan moral para pemakainya, terutama dari kalangan generasi muda. Berapa banyak rumah tangga menjadi berantakan, anak gadis terenggut kehormatannya, bahkan seorang da’i menjadi tergelincir gara-gara jejaring sosial/medsos!!
Berikut beberapa kerusakan akibat media sosial :
  1. Ajang Tersebarnya Propaganda Kebatilan
Akses yang sangat cepat dan mudah di medsos/jejaring sosial, membuat berbagai kerusakan dan kebatilan juga tersebar dengan cepat. Ajakan-ajakan kepada kemaksiatan, misalnya berupa gambar-gambar porno, dll dengan mudah di-share atau dicopas di medsos. Demikian juga kaum komunis, kaum syi’ah, atau kaum teroris (ISIS/al-Qaeda) menggunakan medsos sebagai media propaganda untuk mempengaruhi generasi muda kaum muslimin.
Berapa banyak anak yang baik akhirnya terseret menjadi teroris, nekat melakukan bom bunuh diri, atau tiba-tiba ikut kegiatan huseiniyyah-nya Syiah dan fanatik berat kepada Khomeini, atau tiba-tiba berpola pikir ke“kiri-kiri”an alias komunis, ternyata karena termakan propaganda di medsos!! Maka waspadalah wahai para pemuda dan orang tua.
  1. Lupa Beribadah
Karena terlalu asyik dengan medsos, banyak dari para penggunanya yang lupa atau terlambat shalat berjama’ah di masjid, semakin jarang membaca al-Qur’an, dan sebagainya.
  1. Pergaulan Bebas tanpa Batas
Dunia medsos merupakan dunia internet, yang berarti dunia tanpa batas. Di medsos seseorang bisa berjumpa dengan siapa saja. Apa jadinya pengguna medsos yang minim bekal iman dan bekal ilmu manakala bertemu dengan lawan jenisnya, atau bahkan berteman akrab dengan seorang yang beda agama dengannya?
Banyak kasus terjadi anak gadis dibawa kabur pacarnya yang bermula dari pertemanan di dunia maya (internet), bahkan terenggut kehormatannya!! Subhanallah… sangat miris mendengarnya.
  1. Merusak Rumah Tangga
Suami sibuk dengan gadget-nya, si istri bisa berjam-jam asyik dengan WhatsApp atau Facebook-nya. Anak-anak pun juga demikian. Apa jadinya rumah tangga yang seperti ini??
Terlalu banyak kasus perselingkuhan dan perceraian terjadi, bermula dari atau gara-gara medsos!!
  1. Bermunculan Admin-admin tak dikenal
Dengan maraknya group-group di WhatsApp, banyak orang-orang tidak dikenal tampil menjadi admin group. Atau dia diposisikan sebagai ustadz yang mengerti masalah-masalah agama atau mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Padahal salah satu prinsip penting yang harus diperhatikan adalah sebagaimana ucapan al-Imam Muhammad bin Sirin, “Sesungguhnya ilmu itu adalah agama, maka perhatikanlah dari mana kalian mengambil agama kalian.” (Muqadimah Shahih Muslim)
Masih banyak lagi kerusakan-kerusakan lainnya yang tidak mungkin disebutkan semua dalam ruang yang terbatas ini.
SANGAT BERBAHAYA BAGI ANAK-ANAK DAN REMAJA
Mengingat berbagai kerusakan terjadi akibat media sosial, maka media sosial sangat berbahaya bagi pemakainya, terutama anak-anak dan remaja.
Di antara langkah bijak yang sangat tepat ditempuh oleh beberapa lembaga pendidikan, yaitu melarang secara total anak didiknya menggunakan media sosial. Bahkan juga mengatur dengan ketat masalah telepon dan SMS walaupun menggunakan handphone edisi lama. Ini merupakan langkah yang patut didukung.

RENUNGAN BAGI ORANG TUA DAN PARA PENDIDIK
Hendaknya para orang tua dan para pendidik menyadari bahwa medsos dapat menggerus eksistensi iman, taqwa, dan keshalihan putra-putri/anak-anak didik Anda. Media sosial siap mengantarkan seseorang menjelajahi berbagai penjuru dunia dalam kondisi badannya berada di kamarnya.
Di dunia maya ini dia bisa bertemu dengan siapa saja – entah itu orang baik atau orang jelek –, mendengar, melihat, dan membaca apa saja. Mempersilakan setiap orang menjadi temannya, atau dia hendak berteman dengan setiap orang.
Bila di dunia nyata seorang ayah/ibu/pendidik bisa ketat mengawasi pergaulan putra-putri/anak-anak didiknya, maka dia bisa kebobolan dalam mengawasi mereka di dunia maya ini.

Maka waspadalah wahai para orang tua/para pendidik!!!
Hendaknya orang tua/pendidik menjauhkan internet, facebook, twitter, WhatsApp dan berbagai aplikasi media sosial lainnya baik melalui komputer/laptop maupun HP atau pun yang lainnya dari putra-putri/anak didiknya.  Jangan biarkan mereka asyik bercengkrama dengan media tersebut, yang berarti itu mempersilakan siapapun untuk bercengkrama dengan putra-putri/anak-anak didik Anda. Na’udzubillah.
Sungguh di dunia maya banyak pihak yang siap merenggut iman dan taqwa dari qalbu (hati) anak-anak, melemahkan semangat belajarnya dan melunturkan kecintaan terhadap bimbingan islam. Sebaliknya dapat mengingatkan anak-anak pada memori dan kenangan masa lalu yang kelam dan penuh kelabu.
Sekali lagi berhati-hatilah, jauhkan internet, Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Youtube, Instagram, dll dari putra-putri/anak didik Anda.
Wallahu ‘alam bish shawab
 

efek daun beterbangan

online


Sample Text

Copyright : Galery Zone - : http://galeryzone.blogspot.com/2012/07/widget-clock-lucu-imut.html#ixzz2BFiMazdP

Sample Text